Pages

Rabu, 29 Juni 2016

Sharing #Part3: Leaderless Group Discussion (LGD)

LGD: 13.00-13.50

Akhirnya, kami bersepuluh bertemu semua, menyusul Aisyah (UNS), Kak Febi (UGM), Kak Hardianto (UGM) dan Kak Rahardian. Kamipun hanya duduk dan terdiam, sekadar diskusi kecil, saya paling sering berdiskusi dengan Bayu, (karena kami paling awal bertemu). Akhirnya waktu menunjukkan pukul 13.00, kami grup 13 B dipersilakan masuk ke ruang bersama grup 13 A dan 13 C. Urutan duduk diurutkan berdasarkan data kelompok untuk memudahkan pengamatan, tidak lupa kami memasang papan nama yang sudah kami cetak. Ada 2 orang reviewer di kelompok kami. Kami menduduki tempat duduk dengan meja berbentuk U dan kedua reviewer ada di depan kami. Instruksi pun dimulai. Seorang reviewer menjelaskan tentang jalannya LGD, kami diberi waktu 5 menit untuk membaca artikel dan 25 menit untuk menanggapi artikel. Kami membuka lembaran yang diberikan, dan ternyata kami mendapat topik tentang pembebasan sandera Abu Sayyaf apakah benar tanpa tebusan? Kemudian dari artikel tersebut, berakhir dengan 2 pertanyaan yang harus kelompok kami diskusikan yaitu: 1) Apakah langkah yang tepat untuk menangani pembebasan sandera tersebut?; 2) Bagaimana dampak negatif apabila pemerintah salah ambil langkah dalam permasalahan tersebut?

Nahh..dari sini saya ingat, yang pertama kali membuka diskusi adalah Kak Hardianto beliau mendaftar program doktor untuk politik pemerintahan sehingga bisa saya bilang bahwa beliau menguasai permasalahan ini dan berbicara di awal. Disusul tanggapan dari kak Rahardian, Bayu, Dita, Aggie, Arnita, Febi, saya dan yang terakhir Gita. Saya memperhatikan teman yang berbicara kebanyakan masih melihat teks yang ditulis sebelum berpendapat, bahkan ada yang selalu melihat ke atas (mungkin untuk mengingat-ingat) dan juga mayoritas belum menjawab pertanyaan yang diminta untuk didiskusikan. Saya menjawab bahwa langkah yang tepat seperti yang telah dilakukan oleh pemerintah sudah dilakukan melalui jalur diplomasi yang melibatkan 3 negara. Terkait uang tebusan, opini publik masih banyak yang beranggapan, tetapi benar bahwa dalam diplomasi tidak ada makan siang gratis, ada kesepakatan-kesepakatan yang tidak diketahui publik karena sifatnya dianggap rahasia. Terkait dampak jika salah langkah, kita ketahui bahwa kejadian tersebut terjadi di jalur pelayaran niaga, yang disandera adalah orang-orang yang akan mengantarkan komoditas, hal ini tentunya akan berdampak pada stabilitas perekonomian. Hal ini dapat diantisipasi dengan peningkatan operasi militer di perairan yang dilewati jalur pelayaran niaga.


Pada akhirnya yang menyimpulkan adalah Aisyah dan kak Hardianto, kelompok kami melewati batas waktu yang ditentukan ketika kelompok lain sudah selesai dan suasana mulai ramai. Akhirnya kami selesai dan menyudahi diskusi kami. Dan kami berjabat tangan dengan kedua reviewer sebelum meninggalkan ruangan. Alhamdulillah hari pertama terlewati semua. Saya pulang naik Trans Jogja, ternyata memakan waktu 1,5 jam dari Jl Kusumanegaran ke Jl. Selokan Mataram karena mbak Luthfia tidak dapat menjemput, dan hanya bisa menjemput saya di shelter RS.Sardjito. Saya pun istirahat untuk persiapan wawancara keesokan harinya.


Kelompok LGD 13 B


2 komentar:

  1. Mba lgd ikut intansi apa ?
    Saya ingin menanyakan apakah di artikel itu di jelasin sedetail nya tentang kasus abu sayaff. Dan 1 lagi apa dalam ldg emang harus ada yg mengambil ahli sebagai pembuka

    BalasHapus
  2. HAI TEMAN tau tidak, sekarang kamu tidak akan ketinggalan untuk menonton drama korea kesukaan kamu, cukup download aplikasi MYDRAKOR di GooglePlay gratis. MYDRAKOR aplikasi terbaik dan terupdate, banyak pilihan film drama korea terbaru, tunggu apalagi, sangat mudah untuk download MYDRAKOR di hp kamu..

    https://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main&hl=in

    https://www.inflixer.com/

    BalasHapus