Pages

Rabu, 29 Juni 2016

Sharing #Part4: Seleksi Substantif Wawancara

Wawancara: Jumat, 20 Mei 2016 jam 13.45 -14.30

Hari itu Jumat, pagi hari saya tidak sempat sarapan karena mbak Luthfia yang hectic mengerjakan tugas mata kuliah dan jam 9 harus kuliah. Saya hanya sempat makan wafer biar ga baper haha. Di daerah Pogung Dalangan jam 8 belum ada warung makan yang buka L. Sampai jam 10.00 saya dikabari oleh Arnita dan Bayu bahwa jadwal wawancara dimajukan. Oh tidak, mbak Luthfi yang akan mengantar belum selesai kuliah, kemudian sekitar pukul 10.00 lebih saya sms mbak Luthfia bahwa jadwal wawancara dimajukan, akhirnya tidak lama kemudian mbak Luthfia pulang dan mengantar saya ke Gedung Keuangan. Ternyata sesampainya disana sekitar pukul 11.00 Bayu sudah memasuki ruangan interview dan Arnita sedang mengantri. Saya cukup gugup dengan kondisi lapar L kemudian belum sampai Arnita, ternyata masuk waktu shalat Jumat sehingga Arnita masuk ke ruang interview setelah dzuhur setelah kami sholat dzuhur. Waktu menjunjukkan pukul 13.30 dan Arnita sudah keluar ruangan, artinya saya urutan berikutnya, rasanya campur aduk, nervous dan lapar (lagi-lagi lapar).

Ketika saya memasuki ruangan, saya langsung menuju meja 13 untuk mengikuti seleksi wawancara. Di meja 13 ada 3 interviewer dua ibu-ibu dan satunya yang di tengah adalah seorang bapak. Saya bersalaman terlebih dahulu sebelum duduk, tidak lama kemudian bapak yang ditengah bertanya, apakah saudara bersedia percapakan ini direkam? Saya jawab ya bersedia, kemudian beliau langsung bertanya, “Apa rencana studi/ rencana tesis anda, silakan jawab dalam Bahasa Inggris.” Saya sempat kaget karena langsung diminta menjelaskan rencana tesis tanpa dipersilakan untuk mengenalkan diri terlebih dahulu. Saya langsung memperkenalkan diri dalam bahasa inggris dilanjutkan dengan penjelasan topik apa yang akan saya tulis nanti di tesis. Saya menjelaskan: my research topic is about development of learning media. I am interested in the development of learning media because when I did PPL I found some problems/cases about learning media especially in office administration lesson. So I would like to observe it as my research topic.

Selanjutnya saya langsung ditanya apa saya masih di Semarang, “what are you doing?” Saya menjawab, “I still in Semarang, join in Unnes Student Entrpreneurship Center (Unsec) an organization which organize entrepreneurial student in Unnes”. Kemudian beliau bertanya, “So, is it NGO?” saya jawab, “No, it is a campus organization”“So do you get salary?”, saya jawab: “I don’t get salary but honor (fee) for every projects”. Kemudian saya ditanya tentang mengapa saya kuliah di jurusan Pendidikan Ekonomi. Bagian ini saya agak blank ditanya tentang kenapa ambil jurusan Pendidikan Ekonomi sewaktu S1 atau S2 ini, saya jawabnya saat S1, dan kelihatan beliau sedikit mengerutkan alis, sepertinya saya tidak fokus jawabnya (karena lapar).  

Kemudian saya ditanya oleh reviewer lain (psikolog), hal tersulit apa yang pernah saya alami, apa pekerjaan orang tua, beliau langsung mengatakan “petani ya, wah sawahnya banyak ya apakah masih belum mencukupi untuk kuliah”. Saya menjawab bahwa banyaknya petak sawah belum bisa mencukupi untuk kuliah hanya untuk sehari-hari karena hasil panen bersih biasanya didapat sangat terbatas setelah dipotong biaya perawatan penanaman dan juga beban sewa lahan, saya berusaha tetap fokus dalam membuat kalimat untuk menyanggah tanpa nada yang terlalu keras. Saya menjawab hal tersulit dalam hidup adalah kesulitan ekonomi, kapan? Ketika bapak operasi yang membutuhkan banyak biaya disusul dengan operasi lainnya. Saya juga ditanya setelah lulus S2 mau jadi apa, saya jawab pendidik, dosen ataupun guru SMK tidak masalah. “Guru atau dosen sama-sama peluangnya sedikit, bagaimana menyikapinya?”, Saya akan tetap mempertimbangkan setiap peluang yang ada untuk sebisa mungkin mengambilnya. “Bagaimana jika kamu tidak keterima LPDP?” (pertanyaan ini cukup tricky dan sempat membuat saya down), saya kemudian menjawab, saya akan pulang kampung, membangun kampung halaman melalui pendidikan dengan menjadi guru. Saya selanjutnya ditanya apa yang saya kerjakan sewaktu masih kuliah selain kuliah, saya jawab menjadi asisten laboraturium jurusan dan menjadi guru les. Saya sempat menyesal saya melupakan Edubori di moment ini lagi-lagi karena lapar :D padahal Edubori juga sambilan saya setelah lulus kuliah, hal ini sempat ditanyakan berkali-kali oleh ibu psikolog, apakah saya nyambi yang lain selama kuliah. Padahal iya, saya sempat berjualan roti, pulsa, dan membuat boneka jari serta boneka tangan yang saya jual secara online di instagram @edubori_id

Saya kemudian ditanya oleh ibu dosen, tentang arti bahagia menurut saya, kemudian saya menjawab dengan spontan bahwa bahagia adalah ketika saya bisa membahagiakan orang tua saya. Kemudian beliau bertanya, “apa sekarang belum bisa membahagiakan?” Saya jawab secara finansial belum karena saya belum punya pekerjaan tetap. Saya sempat berpikir tentang hal ini ketika keluar, bahkan saat perjalanan pulang, saya terlalu subjektif mengartikan kata bahagia karena yang saya ingat selalu orang tua. Padahal sejatinya bahagia tidak hanya membahagiakan orang tua, tetapi bagaimana kita bisa bersyukur di setiap keadaan dengan apapun yang kita miliki entah banyak ataupun sedikit. Terakhir saya kemudian diberikan kesempatan untuk memberikan kesan (last statement) tentang wawancara siang itu, saya mengatakan bahwa saya deg-degan karena pertama kali ikut wawancara seleksi beasiswa. Saya mengatakan saya berharap saya dapat menjadi bagian dari penerima beasiswa LPDP dan melanjutkan studi supaya bisa bermanfaat lebih luas lagi, karena tidak dipungkiri saya tidak dapat melanjutkan studi jika tidak melalui beasiswa. Saya mengatakan hal ini sambil menatap ke ibu psikolog dan sesekali berbelok menatap ibu dosen. Kemudian ibu dosen menanggapi di akhir, bahwa cukup sekian wawancara kali ini. Saya kaget, rasanya sangat sebentar dan apa yang sudah saya siapkan dalam benak dan pikiran saya belum saya keluarkan semuanya, tapi mungkin karena keterbatasan waktu dan hari itu hari terakhir wawancara sehingga waktunya pun dibatasi, kurang lebih 30 menit saya diwawancarai. Sebelum diakhiri ibu dosen melihat-lihat berkas saya. 

Hal yang membuat saya sempat lemas adalah ketika di akhir, ibu dosen mengatakan “pesan saya, baik melalui LPDP atau bukan, tetaplah semangat, menekuni bidang yang kamu sukai yaitu pendidikan, apapun hasilnya itu adalah yang terbaik”. Kata-kata ini membuat saya lemas karena terdengar seperti saya telah gagal melalui wawancara. Sambil mengangkat badan dan bersalaman saya harus keluar. Saat berjabat tangan, bapak yang di tengah berkata “wah sampai basah tangannya” saya jawab, “iya pak saya kalau grogi basah tangannya (sambil ketawa)” kemudian ibu dosen menambahkan “saya juga tangannya sering basah, sini kalau mau basah-basahan (sambil tertawa)” saya berjabat tangan sambil berkata tanpa sadar “berarti ibu grogi (nada tertawa)” ibu dosen menjawab “ya nggak lah ngapain saya grogi (sambil tertawa lepas)” dan bapak yang di tengah berkata “malah nglawak kamu ya” :D terus saat akan meninggalkan tempat, ibu dosen mengatakan, “ini kan berkas penting, ijazah dan transkrip kenapa kamu biarkan tidak dilaminating, atau masukkan ke map plastik biar tidak rusak, kan ini dipakai terus sampai nanti kamu lanjut studi dan bekerja”, sambil tertawa dan menunduk saya mengiyakan dan berterima kasih, “akan segera saya laminating bu, kemarin belum sempat” #alasan hihi :D

Alhamdulillaah saya keluar dengan lemas, karena lapar tentunya plus merasa ada yang kurang saat wawancara dan masih mengganjal rasanya. Saya kemudian dijemput mbak Luthfi dan lanjut mencari makan, dan saya langsung menuju tempat makan favorit yaitu Nasi Padang :D


Alhamdulillaah selesai sudah, dan tinggal menunggu pengumuman 10 Juni, apapun hasilnya itulah yang terbaik :D 

Terakhir, pengalaman tiap orang beda-beda apalagi proses wawancara pasti sudah sangat berbeda tiap orang, oleh karena itu postingan di blog saya ini sangat sangat subjektif berdasarkan pengalaman saya. Yang saya pahami, dari wawancara kemungkinan kepribadian kita akan lebih banyak dilihat, entah apapun pertanyaannya, semua jawaban kita akan menentukan bagaimana kepribadian kita sebenarnya. Sebaiknya, menjawab dengan nada suara yang tenang, tidak terburu-buru, tidak terlalu agresif, dan juga tetap humble ketika berbicara. Untuk sharing beberapa masukan bagi teman-teman blog walker dan LPDP hunter yang ingin mengetahui bagaimana gambaran wawancara dapat melihat lebih lengkap di postingan tentang Sharing #Part5 : "What Should We Do" untuk menghadapi Seleksi Substantif Beasiswa Afirmasi.

1 komentar:

  1. HAI TEMAN tau tidak, sekarang kamu tidak akan ketinggalan untuk menonton drama korea kesukaan kamu, cukup download aplikasi MYDRAKOR di GooglePlay gratis. MYDRAKOR aplikasi terbaik dan terupdate, banyak pilihan film drama korea terbaru, tunggu apalagi, sangat mudah untuk download MYDRAKOR di hp kamu..

    https://play.google.com/store/apps/details?id=id.mydrakor.main&hl=in

    https://www.inflixer.com/

    BalasHapus