Pages

Rabu, 24 April 2013

PKM KEWIRAUSAHAAN UNNES 2013


PKM KEWIRAUSAHAAN UNNES 2013

Alhamdulillah di tahun 2013 ini usulan PKMK saya yang berjudul “EDUBORI: Pemanfaatan Kain Perca Menjadi Boneka Jari Sebagai Alternatif Permainan Edukatif Anak Usia Dini” didani oleh DIKTI lagi. Perbaikan dari segi tim terus saya lakukan untuk memaksimalkan pelaksanaan program. Melanjutkan proses belajar berbisnis dari pengalaman tahun lalu, kewirausahaan tetap menjadi passion saya untuk penulisan PKM walaupun sebenarnya ingin merambah ke bidang Pengabdian Masyarakat dan Penelitian. Semoga bisa tercapai tahun depan. Aamiin.

Berbicara mengenai kewirausahaan, PKMK hanya sebagian kecil stimulus untuk menggugah jiwa dalam berwirausaha. Sejatinya, ketika kita sudah berani mengambil keputusan untuk berwirausaha, hal tersebut harus didukung dengan totalitas tenaga, waktu, pikiran dan biaya yang tidak tanggung-tanggung, karena seperti yang kita ketahui dalam bisnis apabila kita melaksanakannya tanggung-tanggung maka hasil yang didapatkan pun juga tanggung-tanggung. Semua kembali kepada keberanian mengambil resiko. Ketika memutuskan untuk memulai bisnis dari nol, maka hal ini tidak mudah. Karena keterbatasan segala sesuatu mulai dari sumber daya baik manusia maupun modal.

Perencanaan harus matang dan memang dalam memulai “bisnis dari nol” membutuhkan tim yang solid dan orang-orang yang berorientasi sama dengan founder atau CEO-nya supaya apa yang ingin dicapai dalam bisnis bisa terwujud. Belum lagi pengurusan kebijakan produk, mulai dari desain kemasan produk, harga jual, penentuan profit margin, sampai dengan target produksi dan penjualan. Pada prinsipnya berbisnis jangan tanggung-tanggung, berani malu, berani ambil resiko, berani untung, berani rugi, berani keluar tenaga-pikiran-biaya-waktu yang banyak, semuanya seakan bermodalkan keberanian.

Keberanian untuk tidak tanggung-tanggung seakan tertutupi oleh keterbatasan modal yang didapat karena dana pelaksanaan yang “macet”. Tetapi sebenarnya hal tersebut bukan menjadi alasan yang utama, karena yang penting adalah berani mengisi peluang secepatnya dan mengambil andil dalam pasar yang luas. Dengan begitu produk akan mudah diterima oleh konsumen. Soal modal bisa didapat dengan memanfaatkan yang ada.

Kembali lagi ke PKMK, produk yang saya buat adalah boneka jari “Edubori”. Ide yang muncul dari pemanfaatan perca untuk aplikasi boneka jari. Desain yang cetar membahana harus ditarik lagi karena pemesanan ke tempat offset minimal harus sejumlah 1000 kemasan. Hal ini sungguh memberatkan karena modal yang dibutuhkan tidak sedikit. Produksi terkendala oleh tenaga yang bersifat padat karya dan produknya yang 100% handmade.

Masa penjualan adalah selama bulan Mei hingga Juni karena dari info yang saya dapatkan Monev DIKTI dilaksanakan sekitar bulan Juli dan PIMNAS dilaksanakan bulan September. Masih ada waktu untuk melaksanakan target-target produksi dan penjualan serta promosi. Dan masih ada waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya menuju PIMNAS 2013 yang InsyaAllah akan dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat tepatnya di Universitas Mataram. Semoga bisa terbang kesana untuk membawa produk boneka jari “Edubori” Go National dan menjadi produk permainan edukatif anak usia dini yang 100% asli Indonesia dan diharapkan bisa menjadi icon boneka jari nasional.

Yang masih menjadi kendala adalah pengurusan untuk hak Merk Dagang yang bisa Terdaftar secara nasional, produksi yang harus dalam jumlah besar, dan media promosi yang berbasis IT untuk kemudahan akses pembelian dalam lingkup pasar yang luas. Selain itu persiapan presentasi bisnis yang memukau harus saya pikirkan mulai dari sekarang untuk menarik reviewer, seperti dengan mempelajari program aplikasi pembuatan presentasi Prezi.

PIMNAS 2013 “UNGGUL DAN BERPRESTASI!”