Pages

Rabu, 29 Juni 2016

Sharing #Part5: "What Should We Do" Seleksi Substantif Beasiswa Afirmasi LPDP

Sore hari tanggal 10 Juni 2016, sambil terbaring karena sudah 1 minggu sakit, saya akhirnya membuka grup dan sudah ramai membahas pengumuman, saya kira pengumuman lewat email saja, ternyata aplikasi sudah berganti status, ALHAMDULILLAAH ketika saya buka disana menunjukkan saya Lolos Seleksi Wawancara. Suatu kesyukuran yang luar biasa yang sebelumnya saya sempat merasa "mungkinkah saya Lolos".

Saya mendengar kabar dari grup LGD, yang lolos saya, Arnita, kak Raditya, Dita dan juga salah satu kenalan yang saya temui di shelter depan gedung keuangan, Indah yang ternyata juga memilih jurusan Pendidikan Ekonomi UNS sebagai prodi dan universitas tujuan dan sempat membuat saya sangat kaget kenapa Allah mempertemukan saya dengan Indah haha, hanya saja dia alumni Pendidikan Koperasi UNY dan mendaftar beasiswa jalur reguler bukan afirmasi seperti saya.

Kabar lain datang dari teman diskusi saya, Andika yang Alhamdulillaah juga lolos seleksi wawancara dia apply ke Melbourne University. Saya sangat senang, hanya saja kabar kurang enak kami dapat dari Bayu, teman diskusi saya yang satunya yang mendaftar ke Jepang, dia teman saya satu jurusan sewaktu S1, mimpinya melanjutkan ke Jepang masih tertunda karena tidak lolos seleksi wawancara. Semoga Bayu bisa memperbaiki di batch berikutnya.

Terakhir, pengalaman tiap orang beda-beda apalagi proses wawancara pasti sudah sangat berbeda tiap orang, saya ingin berbagi kira-kira apa yang kita perlu persiapkan untuk bisa lolos seleksi sampai tahap akhir kita diterima sebagai calon penerima beasiswa. Beberapa tips tersebut yaitu:
  1. Pastikan kita mendaftar di universitas dan jurusan yang terdaftar dalam list universitas tujuan LPDP. hal ini saya alami ketika membuka sistem, awalnya saya sudah yakin mendaftar S2 Pendidikan Ekonomi UNY, tetapi ternyata ketika saya buka pilihan UNY disana hanya ada jurusan Pendidikan IPS yang tentunya berbeda dengan Pendidikan Ekonomi, akhirnya saya pertimbangkan lagi dan memutuskan untuk mendaftar di UNS, satu-satunya universitas di Indonesia yang jurusan magister Pendidikan Ekonomi-nya terakreditasi A.
  2. Setelah memastikan jurusan sesuai dengan yang ada di daftar universitas tujuan LPDP, maka langkah selanjutnya adalah mempersiapkan semua berkas yang akan kita unggah, saya edit kembali semua esai dan rencana studi, sebaiknya unggah jauh-jauh hari sebelum deadline. Saya sendiri submit data H-3 sebelum deadline penutupan pendaftaran batch 2, waktu itu deadline 15 April 2016 dan saya submit tanggal 13 April 2016. Karena sudah pasti saat hari deadline web akan sulit dibuka.
  3. Setelah submit tetaplah yakin dan berdoa kepada Allah semoga semuanya sesuai yang kita harapkan, sembari nonton video angkatan PK LPDP di youtube supaya kita tidak terlalu kepikiran diterima atau tidak, yang penting kita yakin dan memiliki semangat bahwa kita ingin menjadi bagian dari PK LPDP seperti yang kita tonton. Sering-sering buka channel LPDP di Youtube deh. Saya tidak tahu ini berpengaruh atau tidak bagi teman-teman yang lain, tapi bagi saya IT WORKS! :D
  4. Setelah mendapat pengumuman lolos seleksi administrasi, sembari menunggu jadwal seleksi substantif keluar, maka kita bisa menyiapkan diri dengan pengetahuan tentang topik LGD dan Essay yang kemungkinan keluar. Saya sendiri sering melihat video  berita di Youtube saat istirahat di tempat kerja. Saya sering melihat Metro TV da Berita Satu. Disisi lain saya juga membaca berita di web surat kabar online.
  5. Selain memperkaya pengetahuan, sempatkan untuk berdiskusi dengan teman baik yang sudah menjadi awardee maupun sesama calon pelamar, untuk latihan menyampaikan pendapat dan juga latihan berbicara ketika wawancara, sehingga bahasa tubuh kita terlatih untuk lebih fleksibel dan attitude kita menjadi lebih baik. Hal ini penting karena mengingat saat LGD ada psikolog, yang kemungkinan besar melihat kepribadian kita dari cara kita berpendapat apakah terkesan mendominasi diskusi atau tidak (kembali lagi leaderless yang artinya dalam diskusi tidak ada yang memimpin), cara kita memperhatikan orang lain yang sedang berpendapat,  cara kita duduk saat diskusi. Selain itu saat wawancara juga kita kemungkinan besar sangat diperhatikan bagaimana kita menjawab, bagaimana kita menghargai pewawancara yang bertanya dan bagaimana kepribadian kita yang bisa dilihat dari cara kita menjawab setiap pertanyaan wawancara. Berdasarkan sharing dengan teman yang tidak lolos, ia mengatakan ia masih emosional dalam berbicara, terlalu banyak gerak tangan dan kepala, terlalu banyak senyum (kalau kata orang jawa ‘cengengesan’), dan meletakkan tangan di meja (hal ini harus sangat dihindari). Meletakkan tangan di meja wawancara menunjukkan bahwa kita kurang menghargai posisi pewawancara yang jelas beliau memiliki jabatan yang lebih tinggi dari kita karena beliau-beliau adalah dosen dan  psikolog. Selain bahasa tubuh, untuk mendukung penampilan supaya lebih enak dilihat ketika kita berhadapan dengan pewawancara, gunakan pakaian yang rapi, untuk pelamar laki-laki akan lebih baik jika menggunakan kemeja lengan panjang baik itu batik atau kemeja polos, hal ini menunjukkan kerapihan dan keseriusan kita dalam hal profesionalitas. Untuk perempuan, sebaiknya tidak menggunakan aksesoris yang mencolok, gunakan secukupnya saja seperti jam tangan. Pakaian jika tidak berjilbab sebisa mungkin gunakan rok dibawah lutut sehingga hal ini menjadi terlihat lebih sopan hehe. Baik laki-laki maupun perempuan akan lebih baik jika menggunakan rok atau celana yang berbahan dasar kain bukan jeans. Gunakan make up yang tidak mencolok, saya sendiri sempat grogi ketika saya memakai lipstick dimana bibir saya kering (efek lapar hihi) sehingga sangat terlihat saya memakai lipstick. Tujuan utamanya adalah well-groomed, sehingga kita enak dilihat oleh orang lain (tidak terlihat kucel, tidak terlihat ngantuk, tidak terlihat lelah, tidak terlihat pucat), tidak berlebihan dan juga tidak terlihat bahwa kita asal-asalan dalam berpenampilan ketika berhadapan dengan orang lain.
  6. Sebelum seleksi, khususnya sebelum wawancara, sebisa mungkin sarapan terlebih dahulu, jangan seperti saya :D supaya ada tenaga saat kita menjawab pertanyaan pewawancara yang terkadang cukup menggoyahkan kita. Kemudian saat wawancara, sebisa mungkin tatap mata pewawancara yang sedang bertanya pada kita, hal ini menunjukkan bahwa kita menghargai pewawancara. Jawablah dengan yakin, jujur dan akan lebih baik jika kita dapat menghindari kata “mungkin” dalam jawaban kita karena hal ini menunjukkan bahwa kita ragu dengan jawaban kita. Pertanyaan untuk setiap pelamar sudah pasti beda-beda, semua tergantung latar belakang kita, entah itu keluarga, program studi maupun pengalaman-pengalaman kerja.  Jawablah dengan menjadi dirimu sendiri dan jawablah dengan jawaban terbaik yang kita miliki. Tetap fokus sampai akhir pertanyaan.
  7. Terakhir, setelah semuanya selesai, tinggal berdoa dan berdoa, semoga Allah mewujudkan harapan kita, tunggu pengumuman sembari mengerjakan aktivitas yang positif, bekerja misalnya. Tetap maksimal dalam pekerjaan sembari menunggu pengumuman.

Oke rekans, semoga apa yang saya bagikan di blog ini bermanfaat bagi LPDP hunter, khususnya pelamar Beasiswa Afirmasi alumni Bidikmisi. Untuk siapapun yang baca postingan ini semoga kamu berhasil lolos seleksi sampai tahap akhir yaa J

Semoga saya, dengan mendapatkan beasiswa Afirmasi, dapat melanjutkan studi S2 dengan lancar, dan pada akhirnya selama dan setelah studi, semoga saya dapat berkontribusi dengan optimal di bidang Pendidikan Ekonomi khususnya Administrasi Perkantoran sebagai pendidik J aamiin….

Saat ini saya masih menunggu jadwal Persiapan Keberangkatan (PK), karena skor TOEFL saya lebih dari 500 maka saya tidak perlu mengikuti Pengayaan Bahasa (PB) sehingga masih menunggu jadwal PK. Berdasarkan informasi dari PIC PK, semua akan mendapatkan jadwal PK, tidak harus mempunyai LoA (Letter of Acceptance). Saya sendiri belum mempunyai LoA karena belum mendaftar ke universitas tujuan, rencana intake Februari 2017. Selain menunggu jadwal, saya juga harus mulai mempersiapkan rencana penelitian saya sehingga studi magister dapat saya tempuh kurang dari 2 tahun… Biidznillaah …
We can, if we think can J

Regards,

Anis Susanti

Awardee LPDP Batch 2 Tahun 2016

Sharing #Part4: Seleksi Substantif Wawancara

Wawancara: Jumat, 20 Mei 2016 jam 13.45 -14.30

Hari itu Jumat, pagi hari saya tidak sempat sarapan karena mbak Luthfia yang hectic mengerjakan tugas mata kuliah dan jam 9 harus kuliah. Saya hanya sempat makan wafer biar ga baper haha. Di daerah Pogung Dalangan jam 8 belum ada warung makan yang buka L. Sampai jam 10.00 saya dikabari oleh Arnita dan Bayu bahwa jadwal wawancara dimajukan. Oh tidak, mbak Luthfi yang akan mengantar belum selesai kuliah, kemudian sekitar pukul 10.00 lebih saya sms mbak Luthfia bahwa jadwal wawancara dimajukan, akhirnya tidak lama kemudian mbak Luthfia pulang dan mengantar saya ke Gedung Keuangan. Ternyata sesampainya disana sekitar pukul 11.00 Bayu sudah memasuki ruangan interview dan Arnita sedang mengantri. Saya cukup gugup dengan kondisi lapar L kemudian belum sampai Arnita, ternyata masuk waktu shalat Jumat sehingga Arnita masuk ke ruang interview setelah dzuhur setelah kami sholat dzuhur. Waktu menjunjukkan pukul 13.30 dan Arnita sudah keluar ruangan, artinya saya urutan berikutnya, rasanya campur aduk, nervous dan lapar (lagi-lagi lapar).

Ketika saya memasuki ruangan, saya langsung menuju meja 13 untuk mengikuti seleksi wawancara. Di meja 13 ada 3 interviewer dua ibu-ibu dan satunya yang di tengah adalah seorang bapak. Saya bersalaman terlebih dahulu sebelum duduk, tidak lama kemudian bapak yang ditengah bertanya, apakah saudara bersedia percapakan ini direkam? Saya jawab ya bersedia, kemudian beliau langsung bertanya, “Apa rencana studi/ rencana tesis anda, silakan jawab dalam Bahasa Inggris.” Saya sempat kaget karena langsung diminta menjelaskan rencana tesis tanpa dipersilakan untuk mengenalkan diri terlebih dahulu. Saya langsung memperkenalkan diri dalam bahasa inggris dilanjutkan dengan penjelasan topik apa yang akan saya tulis nanti di tesis. Saya menjelaskan: my research topic is about development of learning media. I am interested in the development of learning media because when I did PPL I found some problems/cases about learning media especially in office administration lesson. So I would like to observe it as my research topic.

Selanjutnya saya langsung ditanya apa saya masih di Semarang, “what are you doing?” Saya menjawab, “I still in Semarang, join in Unnes Student Entrpreneurship Center (Unsec) an organization which organize entrepreneurial student in Unnes”. Kemudian beliau bertanya, “So, is it NGO?” saya jawab, “No, it is a campus organization”“So do you get salary?”, saya jawab: “I don’t get salary but honor (fee) for every projects”. Kemudian saya ditanya tentang mengapa saya kuliah di jurusan Pendidikan Ekonomi. Bagian ini saya agak blank ditanya tentang kenapa ambil jurusan Pendidikan Ekonomi sewaktu S1 atau S2 ini, saya jawabnya saat S1, dan kelihatan beliau sedikit mengerutkan alis, sepertinya saya tidak fokus jawabnya (karena lapar).  

Kemudian saya ditanya oleh reviewer lain (psikolog), hal tersulit apa yang pernah saya alami, apa pekerjaan orang tua, beliau langsung mengatakan “petani ya, wah sawahnya banyak ya apakah masih belum mencukupi untuk kuliah”. Saya menjawab bahwa banyaknya petak sawah belum bisa mencukupi untuk kuliah hanya untuk sehari-hari karena hasil panen bersih biasanya didapat sangat terbatas setelah dipotong biaya perawatan penanaman dan juga beban sewa lahan, saya berusaha tetap fokus dalam membuat kalimat untuk menyanggah tanpa nada yang terlalu keras. Saya menjawab hal tersulit dalam hidup adalah kesulitan ekonomi, kapan? Ketika bapak operasi yang membutuhkan banyak biaya disusul dengan operasi lainnya. Saya juga ditanya setelah lulus S2 mau jadi apa, saya jawab pendidik, dosen ataupun guru SMK tidak masalah. “Guru atau dosen sama-sama peluangnya sedikit, bagaimana menyikapinya?”, Saya akan tetap mempertimbangkan setiap peluang yang ada untuk sebisa mungkin mengambilnya. “Bagaimana jika kamu tidak keterima LPDP?” (pertanyaan ini cukup tricky dan sempat membuat saya down), saya kemudian menjawab, saya akan pulang kampung, membangun kampung halaman melalui pendidikan dengan menjadi guru. Saya selanjutnya ditanya apa yang saya kerjakan sewaktu masih kuliah selain kuliah, saya jawab menjadi asisten laboraturium jurusan dan menjadi guru les. Saya sempat menyesal saya melupakan Edubori di moment ini lagi-lagi karena lapar :D padahal Edubori juga sambilan saya setelah lulus kuliah, hal ini sempat ditanyakan berkali-kali oleh ibu psikolog, apakah saya nyambi yang lain selama kuliah. Padahal iya, saya sempat berjualan roti, pulsa, dan membuat boneka jari serta boneka tangan yang saya jual secara online di instagram @edubori_id

Saya kemudian ditanya oleh ibu dosen, tentang arti bahagia menurut saya, kemudian saya menjawab dengan spontan bahwa bahagia adalah ketika saya bisa membahagiakan orang tua saya. Kemudian beliau bertanya, “apa sekarang belum bisa membahagiakan?” Saya jawab secara finansial belum karena saya belum punya pekerjaan tetap. Saya sempat berpikir tentang hal ini ketika keluar, bahkan saat perjalanan pulang, saya terlalu subjektif mengartikan kata bahagia karena yang saya ingat selalu orang tua. Padahal sejatinya bahagia tidak hanya membahagiakan orang tua, tetapi bagaimana kita bisa bersyukur di setiap keadaan dengan apapun yang kita miliki entah banyak ataupun sedikit. Terakhir saya kemudian diberikan kesempatan untuk memberikan kesan (last statement) tentang wawancara siang itu, saya mengatakan bahwa saya deg-degan karena pertama kali ikut wawancara seleksi beasiswa. Saya mengatakan saya berharap saya dapat menjadi bagian dari penerima beasiswa LPDP dan melanjutkan studi supaya bisa bermanfaat lebih luas lagi, karena tidak dipungkiri saya tidak dapat melanjutkan studi jika tidak melalui beasiswa. Saya mengatakan hal ini sambil menatap ke ibu psikolog dan sesekali berbelok menatap ibu dosen. Kemudian ibu dosen menanggapi di akhir, bahwa cukup sekian wawancara kali ini. Saya kaget, rasanya sangat sebentar dan apa yang sudah saya siapkan dalam benak dan pikiran saya belum saya keluarkan semuanya, tapi mungkin karena keterbatasan waktu dan hari itu hari terakhir wawancara sehingga waktunya pun dibatasi, kurang lebih 30 menit saya diwawancarai. Sebelum diakhiri ibu dosen melihat-lihat berkas saya. 

Hal yang membuat saya sempat lemas adalah ketika di akhir, ibu dosen mengatakan “pesan saya, baik melalui LPDP atau bukan, tetaplah semangat, menekuni bidang yang kamu sukai yaitu pendidikan, apapun hasilnya itu adalah yang terbaik”. Kata-kata ini membuat saya lemas karena terdengar seperti saya telah gagal melalui wawancara. Sambil mengangkat badan dan bersalaman saya harus keluar. Saat berjabat tangan, bapak yang di tengah berkata “wah sampai basah tangannya” saya jawab, “iya pak saya kalau grogi basah tangannya (sambil ketawa)” kemudian ibu dosen menambahkan “saya juga tangannya sering basah, sini kalau mau basah-basahan (sambil tertawa)” saya berjabat tangan sambil berkata tanpa sadar “berarti ibu grogi (nada tertawa)” ibu dosen menjawab “ya nggak lah ngapain saya grogi (sambil tertawa lepas)” dan bapak yang di tengah berkata “malah nglawak kamu ya” :D terus saat akan meninggalkan tempat, ibu dosen mengatakan, “ini kan berkas penting, ijazah dan transkrip kenapa kamu biarkan tidak dilaminating, atau masukkan ke map plastik biar tidak rusak, kan ini dipakai terus sampai nanti kamu lanjut studi dan bekerja”, sambil tertawa dan menunduk saya mengiyakan dan berterima kasih, “akan segera saya laminating bu, kemarin belum sempat” #alasan hihi :D

Alhamdulillaah saya keluar dengan lemas, karena lapar tentunya plus merasa ada yang kurang saat wawancara dan masih mengganjal rasanya. Saya kemudian dijemput mbak Luthfi dan lanjut mencari makan, dan saya langsung menuju tempat makan favorit yaitu Nasi Padang :D


Alhamdulillaah selesai sudah, dan tinggal menunggu pengumuman 10 Juni, apapun hasilnya itulah yang terbaik :D 

Terakhir, pengalaman tiap orang beda-beda apalagi proses wawancara pasti sudah sangat berbeda tiap orang, oleh karena itu postingan di blog saya ini sangat sangat subjektif berdasarkan pengalaman saya. Yang saya pahami, dari wawancara kemungkinan kepribadian kita akan lebih banyak dilihat, entah apapun pertanyaannya, semua jawaban kita akan menentukan bagaimana kepribadian kita sebenarnya. Sebaiknya, menjawab dengan nada suara yang tenang, tidak terburu-buru, tidak terlalu agresif, dan juga tetap humble ketika berbicara. Untuk sharing beberapa masukan bagi teman-teman blog walker dan LPDP hunter yang ingin mengetahui bagaimana gambaran wawancara dapat melihat lebih lengkap di postingan tentang Sharing #Part5 : "What Should We Do" untuk menghadapi Seleksi Substantif Beasiswa Afirmasi.

Sharing #Part3: Leaderless Group Discussion (LGD)

LGD: 13.00-13.50

Akhirnya, kami bersepuluh bertemu semua, menyusul Aisyah (UNS), Kak Febi (UGM), Kak Hardianto (UGM) dan Kak Rahardian. Kamipun hanya duduk dan terdiam, sekadar diskusi kecil, saya paling sering berdiskusi dengan Bayu, (karena kami paling awal bertemu). Akhirnya waktu menunjukkan pukul 13.00, kami grup 13 B dipersilakan masuk ke ruang bersama grup 13 A dan 13 C. Urutan duduk diurutkan berdasarkan data kelompok untuk memudahkan pengamatan, tidak lupa kami memasang papan nama yang sudah kami cetak. Ada 2 orang reviewer di kelompok kami. Kami menduduki tempat duduk dengan meja berbentuk U dan kedua reviewer ada di depan kami. Instruksi pun dimulai. Seorang reviewer menjelaskan tentang jalannya LGD, kami diberi waktu 5 menit untuk membaca artikel dan 25 menit untuk menanggapi artikel. Kami membuka lembaran yang diberikan, dan ternyata kami mendapat topik tentang pembebasan sandera Abu Sayyaf apakah benar tanpa tebusan? Kemudian dari artikel tersebut, berakhir dengan 2 pertanyaan yang harus kelompok kami diskusikan yaitu: 1) Apakah langkah yang tepat untuk menangani pembebasan sandera tersebut?; 2) Bagaimana dampak negatif apabila pemerintah salah ambil langkah dalam permasalahan tersebut?

Nahh..dari sini saya ingat, yang pertama kali membuka diskusi adalah Kak Hardianto beliau mendaftar program doktor untuk politik pemerintahan sehingga bisa saya bilang bahwa beliau menguasai permasalahan ini dan berbicara di awal. Disusul tanggapan dari kak Rahardian, Bayu, Dita, Aggie, Arnita, Febi, saya dan yang terakhir Gita. Saya memperhatikan teman yang berbicara kebanyakan masih melihat teks yang ditulis sebelum berpendapat, bahkan ada yang selalu melihat ke atas (mungkin untuk mengingat-ingat) dan juga mayoritas belum menjawab pertanyaan yang diminta untuk didiskusikan. Saya menjawab bahwa langkah yang tepat seperti yang telah dilakukan oleh pemerintah sudah dilakukan melalui jalur diplomasi yang melibatkan 3 negara. Terkait uang tebusan, opini publik masih banyak yang beranggapan, tetapi benar bahwa dalam diplomasi tidak ada makan siang gratis, ada kesepakatan-kesepakatan yang tidak diketahui publik karena sifatnya dianggap rahasia. Terkait dampak jika salah langkah, kita ketahui bahwa kejadian tersebut terjadi di jalur pelayaran niaga, yang disandera adalah orang-orang yang akan mengantarkan komoditas, hal ini tentunya akan berdampak pada stabilitas perekonomian. Hal ini dapat diantisipasi dengan peningkatan operasi militer di perairan yang dilewati jalur pelayaran niaga.


Pada akhirnya yang menyimpulkan adalah Aisyah dan kak Hardianto, kelompok kami melewati batas waktu yang ditentukan ketika kelompok lain sudah selesai dan suasana mulai ramai. Akhirnya kami selesai dan menyudahi diskusi kami. Dan kami berjabat tangan dengan kedua reviewer sebelum meninggalkan ruangan. Alhamdulillah hari pertama terlewati semua. Saya pulang naik Trans Jogja, ternyata memakan waktu 1,5 jam dari Jl Kusumanegaran ke Jl. Selokan Mataram karena mbak Luthfia tidak dapat menjemput, dan hanya bisa menjemput saya di shelter RS.Sardjito. Saya pun istirahat untuk persiapan wawancara keesokan harinya.


Kelompok LGD 13 B


Sharing #Part2: On The Spot Essay Writing

LGD & Essay On The Spot: Kamis, 19 Mei 2016
Kelompok 13 B
Essay: jam 11.20-11.50

Akhirnya jadwal essay maju, menjadi jam 11.00 kami memasuki ruangan, ada 3 kelompok A, B dan C. Saya sendiri kelompok 13 B. Kami bersiap-siap untuk menulis essay dan pastinya kami belum mengetahui apa saja topiknya. Saat membuka soal, taraa ternyata topiknya unpredictable, saya mendapat pilihan topik: 1) Persaingan pasar global mendorong Indonesia yang lebih efisien, 2) Homoseksual, Transgender merupakan penyakit mental.

Apa ini? Topik yang jauh dari apa yang selama ini saya baca. Kita ketahui bahwa LGBT sempat diberitakan sudah lama, dan terhitung sudah jarang diberitakan di TV. Kemudian pasar global, berbicara pasar global, cakupannya luas, apa yang harus saya tulis.


Tiga menit saya pertimbangkan akan menulis apa dan bagaimana alurnya. Akhirnya saya menentukan untuk memilih topik yang pertama tentang persaingan pasar global, hal ini karena saya diminta untuk parafrase dari artikel surat kabar ternama, saya sudah lama tidak mengikuti berita tentang LGBT sehingga saya merasa kurang kuat untuk menulis itu tanpa dasar. Sedangkan saya memilih topik pertama karena saya saat hari sebelumnya saya sempat membaca tentang perekonomian yang memiliki harapan untuk mengalami pertumbuhann di rubrik harian Suara Merdeka yang saya beli di bis sewaktu perjalanan menuju Yogyakarta. Meskipun harian tersebut adalah koran Jawa Tengah, tapi saya sudah berusaha untuk mengingat artikelnya sebagai bahan parafrase. Akhirnya saya mulai menulis sekitar pukul 13.05. Saya mulai menulis. Saya memutuskan untuk membuat 4 paragraf dimana paragraf 1 berisi urain parafrase dari surat kabar, paragraf kedua saya mulai menulis tentang potensi untuk mendukung persaingan pasar global dan kenyataannya dalam hal tantangan. Paragraf 3 saya mulai menuliskan argumen sekaligus diikuti dengan solusi yang dapat diimplementasikan. Paragraf 4 (terakhir) saya coba untuk merangkum semua dari awal dan mengakhiri dengan kesimpulan. Masih ada waktu  7 menit tersisa saya gunakan untuk membaca kembali tulisan saya, memastikan apakah koheren atau tidak. Waktu habis dan semua meninggalkan ruangan. Kami menuju musholla untuk shalat dzuhur dan melanjutkan kembali seleksi LGD pukul 13.00.

More Seleksi Substantif: Leaderless Group Discussion (LGD)

Sharing #Part1: Seleksi Substantif Beasiswa Afirmasi LPDP 2016 Batch 2


Alhamdulillah setelah menunggu sekitar 2 minggu, akhirnya tanggal 27 April 2016 saya mendapatkan email malam hari, yang menyatakan bahwa saya lolos seleksi administrasi. Jadwal seleksi substansi kemudian dikirim beberapa hari berikutnya, saya yang memilih lokasi Yogyakarta mendapat jadwal tanggal 18-20 Mei 2016. Setelah menunggu jadwal individu akhirnya saya mendapat jadwal 19 – 20 Mei 2016 dengan ketentuan tanggal 19 Mei 2016 adalah jadwal verifikasi dokumen, on the spot essay writing dan Leaderless Group Discussion (LGD). Sambil menunggu hari seleksi saya ikuti grup Line seleksi substansi Yogyakarta. Banyak topik essay dan LGD dari berita terhangat saat itu. Teman-teman di grup selalu berbagi topik terkini yang mungkin menjadi topik essay dan LGD diantaranya saat itu; Kasus Yuyun (Kekerasan Seksual), Kasus Penyanderaan Abu Sayyaf, E-commerce, Ujian Nasional Perbaikan, Buruh Migran, Energi Terbarukan, MEA, Narkoba di lingkungan pemerintah, regulasi Drone, Reklamasi Teluk Jakarta, Kasus Suap Nurhadi MA, Kenaikan Tarif BPJS,  Pembunuhan Dosen di Medan, Hukuman Kebiri. Rasanya banyak sekali yang harus dipelajari bagi saya yang tidak terbiasa menonton berita hehe >_<

Nah untuk melatih berbicara dan berdiskusi, maklum udah lama lulus jadi lama tidak diskusi di forum jadi lidah agak kaku :D saya banyak berdiskusi dengan teman saya Bayu Rizky Pratama dan Andikka Eko Prasetyo. Bayu apply ke Jepang, Andikka apply ke Australia, nah sayaaa di Surakarta saja haha, agak minder sedikit karena jadi kaum minoritas yang daftar kampus dalam negeri. Sedangkan di grup ramai membahas studi luar negeri, kalau kata anak jaman dulu mah “hufft” haha. But thanks to him, to you both Bayu dan Andikka udah nyempetin waktu buat sharing topik-topik LGD dan essay.

Oke mendekati hari H, rasanya semua sudah dikerahkan, semangat, belajar topik dan persiapan penampilan alias packing pilih baju, walaupun pada akhirnya pilih batik biar aman hihi. Saya berangkat dari Semarang tanggal 18 Mei 2016 dan menginap di kos mbak Luthfia, thanks to her, mbak kos sekamar waktu kuliah S1 yang lagi tesis, awardee LPDP tahun 2014.


Tibalah hari dimana saya harus melewati hari seleksi substantif pertama. 19 Mei 2016, saya sampai di gedung Keuangan Negara sekitar pukul 09.00 1 jam sebelum jadwal verifikasi yang ternyata maju. Semua berkas alhamdulillah lolos semuanya, oleh mas verifikator pas baru duduk langsung ditanya, "mbak udah nikah ya?". Saya jawab belum, terus masnya tanya, "itu ada cincinnya di jari manis kanan, kirain udah nikah mbak (sambil ketawa)" saya jawab lagi, “belum mas ini cincin beli sendiri” (nyesek juga jawabnya, haha oke lupakan). Sampai mbak verifikator yang disebelahnya bilang ke masnya, "kamu, fokusnya itu ke berkasnya, malah kesitu” malah jadi saya yang dibercandain :D alhamdulillah hari pertama lancar untuk verifikasi berkas. Setelah itu saya duduk lagi, ternyata menemukan teman baru yang duduk di sebelah saya Gita Dwi Anjayani (Kehutanan UGM),  Mas Raditya Bayu dan Aggie Brenda Vernandez, rasanya excited banget ketemu orang yang dari sebelum-sebelumnya susah banget dicariAkhirnya kami pun berkumpul untuk menunggu jadwal essay dan LGD, kita tidak boleh menunggu di luar, harus tetap stay di ruang verifikasi. Saat itu kami masih ber-6 (saya, Arnita, Dita, Aggie, Gita dan Bayu) artinya kurang 4 orang lagi. Kami hanya diskusi sekilas, tanpa simulasi LGD. More about Seleksi Substansi: On The Spot Essay Writing.



Seleksi Administrasi LPDP

Halo blogger walker sekaligus LPDP hunter, kali ini saya mau share tentang seleksi beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) khususnya jalur Afirmasi Alumni Bidikmisi (karena ada jalur Afirmasi daerah 3T dan Afirmasi Prestasi bisa dilihat di panduan Beasiswa Afirmasi). Di postingan kali ini dan seterusnya saya akan membahas tentang seleksi beasiswa Afirmasi Alumni Bidikmisi (syarat-syarat dapat dilihat di panduan Beasiswa Afirmasi, salah satunya adalah alumni Bidikmisi dengan IPK > 3,50). Sebelum mendaftar online melalui http://www.beasiswa.lpdp.kemenkeu.go.id/ pastikan kita sudah membaca FAQ dan mengunduh panduan Beasiswa Afirmasi yang ada di halaman log in akun LPDP. Setelah itu, kita dapat memulai membuat akun dengan alamat email aktif yang kita miliki. Setelah masuk ikuti pengisian formulir Universitas Tujuan, Lokasi Seleksi (saya memilih Yogyakarta yang terdekat dengan Semarang) dan apakah kita sudah mempunyai Letter of Acceptance (LoA) atau belum. Kemudian langkah berikutnya adalah mendaftar dengan mengisi data diri dan orang tua, kemudian pastikan kita klik di bagian apakah kita akan mendaftar beasiswa Afirmasi. Pilih universitas tujuan dan jenis jalur afirmasi, saya pilih alumni Bidikmisi. Setelah mengisi data diri dan orang tua, kita lanjut mengisi Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan, Pengalaman Organisasi (SMP, SMA, Perguruan Tinggi, Organisasi Kemasyarakatan), Informasi Lainnya yang meliputi Prestasi Lain yang diunggulkan, Bahasa Asing (mengetik skor TOEFL yang kita miliki dan lembaga dimana kita tes), Pengalaman Pelatihan/Workshop, Pengalaman Riset, Karya Ilmiah (buku, jurnal, makalah), Pengalaman Konferensi dan Seminar, Penghargaan. Pastikan semua kolom terisi, saya mengosongkan kolom karya ilmiah karena saya tidak memiliki proceeding jurnal yang pernah saya presentasikan dalam seminar. Saya juga mengosongkan bagian pengalaman kerja, karena saya belum mempunyai pekerjaan yang tetap setelah lulus sehingga saya kosongkan. Saya sempat menyesal setelah submit, takut jika bagian kosong ini dapat menyebabkan saya tidak lolos seleksi administrasi maupun substansi. Sebaiknya pengalaman pekerjaan apapun kita masukkan seperti asisten laboraturium, ataupun pekerjaan sementara setelah lulus.
Setelah semua form terisi, bagian terakhir adalah kita mengunggah semua dokumen yang terdiri dari:
  1. Sertifikat TOEFL ITP; Skor minimal TOEFL untuk pelamar beasiswa Afirmasi dalam negeri dan luar negeri adalah 400. Bagi pelamar yang nantinya diterima, jika TOEFL kurang dari 500 maka harus mengikuti program Pengayaan Bahasa (PB) selama 3 bulan/6 bulan/12 bulan sampai target skor terpenuhi.
  2. Essay; Kontribusiku bagi Indonesia dan Sukses Terbesar dalam Hidupku (maksimal 700 kata); Untuk essay kontribusi saya mengikuti panduan yaitu kontribusi yang telah, sedang dan akan saya lakukan yang kebanyakan saya lakukan melalui organisasi dan juga di luar organisasi. Essay sukses terbesar dalam hidupku saya tulis tentang perjalanan hidup saya dalam memaknai kesuksesan terbesar dalam hidup. Essay ini kita copy paste dari Ms. Word, jadi diunggah dalam bentuk entry, bukan bentuk file.
  3. Rencana studi; berbeda dengan essay, rencana studi diunggah dalam bentuk file pdf. Saya menulis rencana studi terkait rencana topik tesis yang akan saya ambil yaitu tentang pengembangan media pembelajaran ekonomi khususnya bidang administrasi perkantoran. Selain itu di awal tulisan saya menulis alasan saya memilih universitas dan jurusan yang saya tuju. Saya juga menuliskan rencana kegiatan selama dan setelah menempuh studi S2.
  4. Surat rekomendasi; Surat rekomendasi yang saya unggah ada dua yaitu surat yang saya minta dari Wakil Dekan Akademik dan Ketua Jurusan sekaligus Dosen Wali saya sewaktu kuliah. Untuk meminta surat rekomendasi, ada baiknya jika memilih pihak-pihak yang mengenal kita sewaktu kuliah dan mengenal rekam jejak akademik kita sewaktu kuliah S1.
  5. Persiapan berkas yang harus discan dan diunggah:
a.    Surat Keterangan Tidak Mampu dan Keterangans Penghasilan Ortu
Saya dapatkan di Balai Desa dengan surat pengantar dari RT
b.    SKCK
Saya memproses surat pengantar dari RT kemudian meminta persetujuan di kantor kecamatan, meminta pengantar dari Polsek dan mengajukan ke Polres. Di Polres saya mengisi form yang cukup banyak terkait keterangan kelakuan baik. Biaya administrasi dikenakan Rp 10.000,- tidak sampai 1 jam sudah jadi.
c.    Surat Keterangan Sehat dari Dokter Rumah Sakit Pemerintah
Saya mengurus surat ini di RSUD Banjarnegara, biayanya Rp 46.000,- kalau tidak salah Rp 30.000,- untuk pendaftaran dan Rp 16.000,- untuk cek kesehatan untuk mendapatkan surat keterangan sehat.
d.    Surat Bebas Narkoba
Saya sempat ditawari untuk tes bebas narkoba, tapi saya ragu apakah menggunakan surat bebas narkoba atau tidak mengingat biayanya Rp 100.000 sehingga saya berpikir ulang dan memutuskan jika memang ternyata menggunakan saya akan buat di RSUD Kota Semarang karena saya harus berangkat ke Semarang.
Setelah membaca panduan lagi dengan seksama ternyata benar bagi pelamar dalam dan luar negeri wajib melampirkan surat keterangan sehat dan bebas narkoba dari dokter rumah sakit pemerintah. Akhirnya saya membuat di RSUD Kota Semarang 40 menit dari kampus, dengan biaya Rp 95.000 untuk tes bebas narkoba dan menunggu 1 hari untuk dapat mengambil hasil tes urin.
e.    Surat keterangan alumni bidikmisi
Saya sempat mengurus mendekati deadline di bagian kemahasiswaan Unnes untuk meminta surat keterangan alumni bidikmisi.
f.     Scan Surat Pernyataan sesuai format yang ada di panduan dan bermaterai Rp 6000,-
g.    Scan Ijazah dan transkrip
h.    Scan KTP, Kartu Keluarga, dan Rekening listrik 3 bulan terakhir (saya gunakan Desember, Januari dan Februari karena saya mendaftar 13 April dan tagihan untuk Maret belum keluar)

Setelah semua dokumen diunggah, terakhir adalah klik untuk checklist bahwa semua data yang diunggah adalah benar, kemudian Submit, waktu itu hari Rabu, 13 April 2016 pukul 11.10 suasana hujan dan setelah sarapan yang sangat tidak enak kebawa perasaan gugup mau submit data :D atau mungkin lauknya yang cuma tahu tempe dan sayur tauge (kalau kata orang jawa “anyeb” :D ) rasanya luar biasa waktu hari submit.


Alhamdulillaah semua proses seleksi administrasi saya dibantu oleh abang Darwan Saputra yang mengenalkan saya ke Harlisa temannya yang lolos beasiswa Afirmasi batch 1 bulan Maret 2016. Thank you for your help abang dan Lisa… :D Tinggal menunggu tanggal 27 April 2016 untuk pengumuman lolos seleksi administrasi… 

Selasa, 14 Juni 2016

(T) (O) (E) (F) (L) *


Hello my blog! sekian lama tak menyentuhmu semenjak hari ulang tahunku :D bahkan baru sadar kalau kisah wisuda ku terlewatkan untuk ku tulis :D

Setelah nulis tentang prosesi wisuda S1 yang penuh dengan cinta #duhh (gara-gara si abang datang kali) bukan ding, tapi karena wisuda adalah salah satu hadiah kecil yang ku persembahkan untuk Ibu Bapak dan orang-orang yang ku sayang, termasuk kamu :p #makingaje

Okelah kali ini mau share tentang pengalaman Tes TOEFL ITP (sekali lagi pengalaman bukan tuntunan apalagi tutorial :D). Jujur setelah beberapa hari wisuda semakin bingung sebenarnya saya ini mau kemana ‘berasa orang ilang’. Beneran deh rasanya bingung banget, Alhamdulillah masih bisa kerja di almamater tercinta meskipun yaah cuma wara-wiri sih :D Tapi selain itu? Semakin banyak dihujani pertanyaan seperti: “kamu gak nglamar kerja di tempat lain?” – “kamu gak lanjut S2?’ – “kamu gak daftar dosen?” (dalam hati; yaelah S2 aja belom udah daftar dosen aja, sekarang beda jaman mas mbak gak kaya dulu S1 berprestasi IPK Cumlaude Lulusan Terbaik langsung jadi dosen) #gemez

IPK tinggi juga jadi beban #tsaah kenaapaa? Karena IPK tinggi seakan-akan saya tuh pinter banget (padahal enggak) Alhamdulillah atas kehendak Allah kalo itu mah hihi. Nah mulai deh beban itu semakin menghantui, saya mau gimana ya saya mau jadi apa ya, kuliah S2 enggak ada biaya, terus gimana, yaudah akhirnya apadaya jadi pejuang beasiswa bismillaah…. Tapi tapiii, kunci utama syarat utama apa coba, jangankan yang gak beasiswa, yang reguler aja kuliah S2 minta syarat ‘Sertifikat TOEFL’ untuk kuliah S2 di dalam negeri. Terus jadi berpikir, berarti tiket utama itu sertifikat TOEFL yak, duh ribet dah, suka sih bahasa inggris tapi kalau udah mulai ngerjain soal pening lah awak :D apalagi kali ini TOEFL ITP mbak bro. Setelah terdesak dengan pertanyaan orang lain dan pertanyaan dari jiwaku sendiri #duhdek akhirnya memutuskan ‘aku mau tes TOEFL ITP’. Yosh! Bismillaah aja deh waktu itu… pada saat yang sama banyak tuh di timeline facebook yang pada ganti foto profil dengan frame salah satu lembaga kursus bahasa inggris di Pare dan banyak yang posting tulisan tentang kelas Writing dan video Speaking. Alamak, macam mana pula itu, apa saya harus gitu juga supaya bisa dapet score minimal 500. Lihat tabungan, cek saldo, aduh I don’t have much money guys! Hiks. Agak sedih bingung cari cara gimana biar bisa lulus target score itu tanpa harus les. Akhirnya memohon pada Allah… “ya Allah tolong Anice yaa Allah, Anice ga punya uang banyak T_T”… berbekal doa dan nekad, waktu itu ditemenin adik kos Atik Setyani (adek kos kesayangan banget yang imut kayak hello kitty dan takut jatuh cinta hakhaks #ups) di awal Januari saya memutuskan untuk beli buku TOEFL Preparation di Gram*dia. Lihat dompet cuma cukup buat beli 1 buku dan nyari yang banyak Practice nya aja deh. Alhamdulillah nemu, waktu itu saya mikirnya: udah deh gausah banyak materi yang penting latihan a.k.a practices make perfect, ntar materi banyak download aja browsing. Tidak dipungkiri kalau mau tes TOEFL emang butuh Materi, Latihan, Mentor. Dan yang saya gak punya yaitu Mentor (yaiyalah gaya banget gak les). Tapi gimana lagi, uang gak nyampe guys buat preparation yang sampai 1 million lebih u_u jadi bener-bener mepet deh. Akhirnya dibelilah buku itu. Ada 10 practice exam dimana harus saya lahap. 50 soal listening, 40 soal structure & written expressions dan 50 soal reading artinya 140 x 10 = 1400 soal pokoknya ngalahin try out sekolahan deh T_T. Bener-bener tiap sabtu minggu saya bersemedi di kamar kos, dengerin native speakers cas cis cus dan dengan telaten nyari structure yang salah dan baca paragraf banyak (padahal gak suka baca) bener-bener weekend yang sangat menyiksa. Dan saya hanya memilih sabtu dan minggu pagi karena senin sampai jumat saya on duty (gaya banget padahal sih cuma wara-wiri hihi).
Oh ya niatnya sih mau tes Januari ternyata udah telat pas nelfon ke CLT Unika nya yang Januari udah ditutup. Akhirnya booking tes yang bulan Februari. Selama menunggu konfirmasi saya belajar belajar dan belajar biar pintar #uhhuk. Selama Januari saya melahap 6 paket soal bayangin aja rasanya udah mual dan sempoyongan. Kemudian saya ditelfon oleh pihak CLT untuk konfirmasi pembayaran tes senilai Rp 450.000,00 harga ini tergolong murah jika dibandingkan dengan univ lain (sempet survey harga saking randomnya pengin tes Januari wkwk). Jadwal tes tanggal 17 Februari 2016! Whoa! tambah deg-degan kaan makin deket sama D-day guys. Selama sebelum tes saya lahap habis 4 paket soal yang tersisa. Bener-bener rasanya frustasi banyak ketemu sama vocabs yang asing dan susah gak ngerti artinya L terus terus dari10 practice itu score tertinggi adalah 520 :D dan hanya 4 kali saya dapat score 500 lebih. Tambah frustasi kan. Dan latihan terakhir saya itulah saya dapat score tertinggi. Ini semacam harapan angin segar sekaligus peringatan “jangan terlalu PD nis!” nah kan makin nervous…..

Sebelum tes saya sempat pertimbangkan waktu, karena selama saya latihan saya tidak menggunakan Lembar Jawab Komputer (yang dibuletin itu). Padahal lembar jawab Toefl ITP kan banyak yang harus diisi, makan waktu banget deh pokoknya kayaknya.  

Tanggal 17 Februari pun tiba, tepat jam 09.00 saya masuk ruangan tes yang dingin dan ternyata seperti dugaan tak ada headphone nya guys, kita listening pake tape :D jadi inget UN SMK :D sempet nervous karena dapet urutan tempat duduk 22 (jauh dari depan mana mata minus ga bisa lihat instruction di whiteboard alamakkk) rasanya udah patah semangat, takut audio gak kedengeran jelas huwaaa. Oh ya karena saya gampang keringetan tangannya, saya sampai bawa tissue hihi. Pokoknya mirip kayak mau UN lagi deh haha kayanya saya yang lebay.

Oke deh Mr. nya udah mulai ngasih instruksi ngisi lembar jawab, kita diminta untuk mengabaikan perintah untuk membalik nama, jadi nama ditulis asli seperti KTP guys. Terus terus lanjut ke kolom identitas, kita disuruh ngisi pakai digit nomor KTP. Lanjut ke tanggal lahir, native language sama country code nya. Terus lanjut ke pertanyaan seperti sudah pernah berapa kali tes, untuk apa tes TOEFL ini, berapa lama belajar bahasa inggris, nah ini ternyata pilihannya ada di belakang lembar jawab (sempet bingung Mr.nya ngomongin apa haha) ternyata itu instruksi untuk memilih A, B, C, D, or E. terus jangan lupa tulis lagi perintah I here by bla bla terus sign it as if we sign a letter guys.

Oke mulailah melihat bulatan kosong berbaris dan berteriak “hitamkan sayaaa” :O okelah sabar, belum mulai karena soalnya disegel. Nah terus yang bikin sakit, kita ga boleh buka halaman selanjutnya sebelum ada perintah. Ini bukan saya banget karena biasanya kalo pas lagi direction saya langsung baca soal dan menebak pilihannya (ini trik gagal total dan bertentangan dengan aturan haha). Oke fine gapapa deh harus ekstra perhatian saat listening. Terus kalau udah ganti section, kita ga boleh buka-buka soal di pages sebelumnya hiks. Sekali lagi itu bukan  saya banget L oke inilah kenyataan pahit yang harus dihadapi. Listening dimulai! Alhamdulillah audio nya mendukung, jelas, dan percakapannya juga tidak terlalu cepat. Alhamdulillah listening section optimis deh. Cuma missed di bagian lecture karena sibuk ngehapus pilihan yang salah, kebiasaan ragu-ragu memang gak baik guys, bikin lama. Oke next, structure, di section 2 cukup bikin berpikir keras dan ternyata waktunya cepet banget! Oke keep calm dan tetap cermat saat supervisor remind us bahwa 5 minutes left. Cepet-cepet jawabnya deh.
Oke structure lewat dengan sedikit rasa sesal. Lanjut ke Reading, disini saya mulai lelah, mulai kacau alias chaotic! Apa-apaan ini soalnya bikin mikir keras, iyalah reading dimana kita harus cermat memaknai soal. Apalagi main idea, aduh dekkk itu susah ditebak. Dannn negara vocab yang sulit kumengerti bikin nyesel sepanjang perjalanan pulang ditambah kehabisan waktu di 15 soal terakhir bener-bener random. Rasanya udah pasrah. Failed! T_T nangis dalam hati. Ternyata trik di bagian reading ku kurang. Kehabisan waktu terlalu banyak berpikir saat mengerjakan closest meaning. Tapi tak apalah yasudahlah. Semua berlalu. Datang kerjakan lupakan. Hahaha. Nekad maksimal pokoknya mengandalkan keberuntungan dari Allah… yang penting sudah berusaha. Sempat berfikir bahwa score saya tidak sampai 500. Harus ngulang keluar uang lagi. Oh tidaaakkkk!!! Bener-bener 2 minggu yang mendebarkan nunggu hasil.

Jreng jreengg… sudah dua minggu tak ada kabarnya. Saya tunggu lalu tetap tak ada kabar, akhirnya saya telfon pada tanggal 7 Maret 2016. Ternyataaa hasil tesnya sudah keluar sejak tanggal 29 Februari 2016. Katanya saya ditelfon 3 kali tapi sibuk terus. Iya sepertinya waktu itu lagi wara-wiri untuk auditing di kantor yang super menguras hati dan tenaga.

Akhirnyaaaa tanggal 7 Maret 2016 saya ambil hasil tes TOEFL ITP saya dan taraaaaaa alhamdulillaah lebih dari 500, my score is 533. Senang rasanya dan bersyukur karena mencapai target cukup untuk modal cari beasiswa dalam negeri. Faidza faroghta fanshob… setelah selesai satu urusan maka selesaikan dan lanjutkan urusan berikutnya… ini tandanya perjuangan harus berlanjut lagi sebagai pejuang beasiswa. Kadang memang proses yang lama membuat lelah, membuat ingin nyerah dan ingin nikah aja #eh #duh jadi random gini. Stop ngomongin nikah dulu lah yaa haha walaupun itu masuk list mimpi wkwk #selucuitu.

Syukuri jalani dan perjuangkan! Semangat nis ! Biidznillaah….

*) "TOEFL adalah kepanjangan dari Test Of English as a Foreign Language (Test Bahasa Inggris sebagai bahasa asing), yang dibuat oleh ETS (Educational Testing Service), sebuah lembaga di Amerika Serikat."

WISUDAWATI TERBAIK (?)



Bismillaah.. setelah sekian lama nggak nulis yaa.. kangen blogging hehe…okelah kali ini harus hirup nafas dalam-dalam buat ngetik dan post cerita kali ini… Perjalanan kisah yang dirangkum semenjak awal kuliah sampai wis-udah… (-_-) bersedia, siap, mulai :D
Tahun 2015 merupakan tahun dimana saya dapat menyelesaikan studi yang saya tempuh di Jurusan Pendidikan Ekonomi tepatnya pada program studi Administrasi Perkantoran. Alhamdulillaah atas kehendak Allah saya dapat melalui semua proses perkuliahan dengan baik. Empat tahun menyandang status mahasiswa memberikan makna yang berarti bagi saya, karena selama empat tahun saya mendapatkan banyak hal yang belum pernah saya lalui sebelumnya. Aktivitas kuliah sudah menjadi suatu kewajiban utama bagi saya disamping aktif berkarya di organisasi. Kegiatan keilmiahan menjadi pilihan saya untuk melengkapi aktivitas kuliah saya. Pada awal masuk perkuliahan tahun 2011 saya masih belum malu untuk menuliskan mimpi saya. Saya memberanikan diri untuk mulai belajar tentang karya ilmiah karena pada saat itu saya berpikir bahwa seorang mahasiswa pada akhirnya akan menyusun skripsi, sehingga perlu bekal untuk itu. Pada tahun 2012 saya mulai bergabung dengan organisasi keilmiahan Komunitas Ilmiah Mahasiswa Ekonomi (KIME). Saat itu saya masih sangat antusias dan berapi-api dalam menulis meskipun sudah pasti tulisan saya acak adul dan seenaknya sendiri bahkan saya bisa tertawa membaca judul dari esai-esai yang pernah saya buat :D Pada tahun 2012 juga saya mulai menulis Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Selain saya bergabung dalam organisasi keilmiahan, saya juga sangat menyukai hal-hal yang berkaitan dengan kewirausahaan (entrepreneurship) maka dari itu saya sering mengikuti seminar kewirausahaan. Saat itu saya berpikir saya perlu menambah skill saya di bidang bisnis. Dua semester awal saya lalui dengan kegiatan keilmiahan dan kewirausahaan.
Tidak jauh berbeda dengan tahun 2012, pada tahun 2013 saya juga masih melakukan aktivitas yang sama; kuliah, organisasi dan kegiatan kewirausahaan. Ada yang berbeda dari tahun sebelumnya karena saya berkesempatan menjadi asisten laboraturim di jurusan. Alhamdulillaah perkuliahan tetap lancar. Pada tahun 2014 saya mendapat amanah sebagai Ketua Komunitas Ilmiah Mahasiswa Ekonomi dan tidak lagi menjadi asisten laboraturium, selain itu saya juga bergabung dalam organisasi teknologi yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa Rekayasa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (UKM RIPTEK) dalam kementerian Technopreneurship. Sekilas tentang technopreneurship yang saya pahami waktu itu adalah kegiatan kewirausahaan yang berbasis teknologi dan cenderung menjual barang/jasa yang berkaitan langsung dengan teknologi. Memang, pada saat itu saya masih menjalankan usaha saya yaitu Boneka Jari Edubori, hasil dari Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) yang didanai DIKTI pada tahun 2013. Menjelang penghujung tahun saya mulai disibukkan dengan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan juga Kuliah Kerja Nyata (KKN), tidak banyak yang saya lakukan untuk organisasi, hanya sebatas memantau koordinasi dari adik-adik tingkat. Memasuki tahun 2015 tibalah saatnya dimana saya memulai skripsi saya, waktu itu saya langsung memilih topik tentang keterampilan mengetik sepuluh jari dalam pembelajaran perkantoran. Mengapa? Saya berpikir bahwa keterampilan tersebut sangat penting bagi lulusan SMK Administrasi Perkantoran. Alhamdulillaah ada petunjuk pada saat observasi. Saat itulah masa-masa bersabar menanti bimbingan dengan dosen, masa-masa bingung mencari literatur, masa-masa dimana saya harus memeras ide untuk menulis karya ilmiah yang sebenarnya….

Prestasi Akademik
Semenjak SMP, saya menjadi juara I paralel setiap semesternya (semester 2 s.d. semester 5) dimana nilai raport saya adalah yang paling tinggi dari semua siswa satu sekolah. Saat kelulusan saya pun mendapat nilai UN yang tertinggi. Memasuki SMK, saya juga mendapat peringkat 1 di kelas, mendapat nilai 10 untuk UN Matematika dan menjadi peringkat 1 juga saat lulus. Rasanya Allah selalu memudahkan setiap langkah, Allah mengabulkan setiap doa pencapaian saya dalam belajar di sekolah. Alhamdulillaah… hingga saat masuk perkuliahan Allah memudahkan rejeki dan saya mendapatkan beasiswa Bidikmisi…
Pada saaat Program Pengenalan Akademik (PPA) masih ingat betul saya mendapatkan tugas dari kakak pendamping untuk membuat dream list dan life plan 10 tahun kedepan. Salah satu yang saya ingat adalah saya menuliskan tentang besaran IPK yang ingin saya raih. Alhamdulillah saya selalu mendapatkan IPK cumlaude… hingga akhirnya saat wisuda saya mendapat IPK 3.91 dan menjadi ‘wisudawati terbaik’ di wisuda periode III tahun 2015.

Terbaik versi yang seperti apa?
Pada saat pembekalan wisuda saya diberitahu oleh ketua jurusan saya yang mengatakan bahwa sebenarnya saya adalah wisudawati terbaik se-universitas, tapiii karena saya telat daftar 1 hari aja, maka bukan  nama saya yang keluar sebagai yang terbaik…lagi, saya bertanya terbaik yang seperti apa ? :o hal ini sempat membuat saya gemez :D kenapaa, karena ribetnya alur administrasi skripsi yang membuat saya harus membayar SPP hikshiks, akhirnya wisuda pun harus bayar karena secara sistem, status mahasiswa bidikmisi saya terhapus. Sempet nyesel kenapa waktu itu buru-buru bayar SPP, saya ingat batas lulus adalah 28 Agustus 2015. Tetapi nilai saya baru divalidasi pada tanggal 31 Agustus 2015. Telat kan huhuhu.. tapi ya gapapa sih semua ada hikmahnya… mungkin belum rejeki saya…


Jadwal wisuda universitas waktu itu 21 Oktober 2015 dan wisuda fakultas 24 Oktober 2015
Kesempatan wisuda fakultas saya gunakan untuk berfoto dengan teman-teman saya. Banyak yang bertanya kok bukan saya yang duduk di depan haha. Yaa biarlah malah kalau di belakang saya bisa foto-foto sama kalian. Begitu jawab saya. Saat wisuda universitas ini Ibu dan Bapak belum hadir, tetapi yang hadir menjadi pendamping adalah abang saya.



Pada saat wisuda fakultas, Ibu dan Bapak hadir, hanya saja kurang lengkap rasanya tidak ada kakak-kakak saya yang menemani. Tapi hal itu tidak mengurangi kebahagiaanku. Menjadi wisudawati terbaik tingkat fakultas. Ya, itulah yang saya dapatkan setelah 4 tahun berada di FE Unnes. Saya diminta untuk memberikan sambutan mewakili wisudawan wisudawati. Dengan arahan Wakil Dekan I dan Wakil Dekan III, saya memberikan sambutan di hadapan rekan-rekan wisudawan. Ini adalah bagian dari pengalaman hidup saya, semoga hal kecil seperti wisuda dan menjadi wisudawati terbaik dapat membuat Ibu Bapak bangga….


“….upacara wisuda bukanlah sekadar perayaan semata karena kami betul-betul harus memaknai bahwa kelulusan bukanlah akhir, melainkan awal dari perjuangan sesungguhnya. Dengan diwisudanya kami, bukanlah sebuah prestasi puncak, karena di depan berbagai tantangan telah menghadang kami, terutama tantangan dalam kehidupan bermasyarakat sebagai implementasi dari berbagai teori yang telah kami peroleh selama kami mengikuti kegiatan perkuliahan….”
(kutipan teks sambutan wakil wisudawan, 2015)


Wisuda bukanlah akhir, justru setelah wisuda semakin banyak yang bertanya:
-          Udah kerja dimana?
-          Gak lanjut S2? Kamu kan pinter, eman-eman (sayang banget)…
-          Kapan nikah? (yang ini the most scaring question)
Saya hanya berusaha di bumi Allah ini, semoga Allah memudahkan dan Allah ridho dengan langkah yang saya ambil kedepannya….. aamiin….