Pages

Rabu, 14 Agustus 2013

TRAINING KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN DIRI AKTIVIS BIDIKMISI

Bismillahirrohmaanirrohiim...

Disela-sela menghadapi deadline laporan akhir PKM dan banyaknya pesanan Boneka Jari Edubori, ada yang terlewat untuk ditulis, ya... tentang Training Kepemimpinan dan Manajemen Diri Aktivis Bidikmisi yang dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2013 lalu tepatnya di Aula Arum Dalu Hotel Azaya Bandungan. Karena kegiatan ini cukup mengesankan menurut saya dan banyak pelajaran yang dapat diambil. Kegiatan yang dihadiri 150 mahasiswa aktivis Bidikmisi tersebut dimulai pada pukul 11.00 dan dihadiri oleh Pak Alamsyah selaku pembina mahasiswa Bidikmisi, Pak Hardo serta dibuka secara resmi oleh Pak Heri selaku Kepala BAAK Unnes. Training yang dipewarai oleh Mas Diamond tersebut berisi serangkaian acara, yaitu:

1.   Materi Softskill dan Hardskill Manajemen dari Pak Alamsyah
Karena kegiatan tersebut terlaksana sebulan yang lalu, saya hanya dapat meng-copy paste dari catatan saya yang berupa point-point yang disampaikan oleh Pak Alam yang menurut saya bermakna dan mengena karena penyampaian beliau mirip Pak Mario Teguh (hihi):
·         Sesuatu akan berarti jika bermanfaat bagi yang lainnya
·         Paham bukan hanya sekadar mengerti. Contohnya: Mahasiswa yang masih saja mencontek (dalam hal ini mahasiswa tersebut masih dalam taraf mengerti bahwa mencontek adalah hal yang tidak baik namun tetap saja dilakukan maka mahasiswa tersebut belum paham)
·         Berusahalah  memaknai Alloh secara kaffah (Buka kembali QS. Al Baqoroh ayat 208)
·         Alloh menjamin rizki setiap makhluk dan tercatat di Lauhul Mahfudz (buka kembali QS. Hud ayat 6)
·         Berdasarkan QS. Hud ayat 6 Pak Alam menjelaskan bahwa masa depan kami sebagai mahasiswa Bidikmisi ada di Alloh Subhanahuwata’ala. Tidak perlu takut, tugas kami hanya bermimpi dan berusaha.
·         Pada poin pembahasan “Siapa Kita?”  beliau menggambarkan bahwa
a.   Dari segi waktu kita adalah pendatang terakhir; mengapa? Karena Alloh menciptakan terlebih dahulu secara berurutan BigBang, Milkiway Galax, Sun & Solar, kehidupan di bumi dan barulah manusia ada.
b.   Dari segi ukuran, kita tak lebih dari sekadar debu. Antares bintang terbesar yang  mengalahkan bintang lainnya seperti Matahari, Pollux, Arcturus, dan Betelgese.
Maka dengan ukuan terkecil kita, mau kita buat apa hidup kita yang singkat dan hanya sekali ini. Dan ingatlah ayat “Alloh tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum ia mengubahnya sendiri”
Maka berusahalah  menjadi makhluk yang berperan signifikan, kehadiran kita berpengaruh pada apa saja yang ada disekitar kita.
Dan perlu kita sadari bahwa sukses = dipaksa, gagal or miskin = otomatis
Kesuksesan bergantung pada softskill yang kita miliki. Apa gunanya mahasiswa Bidikmisi IP 4,00 tetapi kata-katanya selalu menyakitkan, menyebalkan dan tidak disukai oleh banyak teman. Kita ibaratkan handphone tidak akan berguna jika tidak ada handphone lain. Jadi buat apa menyombongkan diri? Niatkan kuliah sebagai ibadah, karena apa? Ketika kita belajar di perkuliahan, ilmu kita bertambah maka hendaknya semakin menambah keimanan kita kepada Alloh sehingga belajar terasa nikmat. Softskill yang ada di sistem pendidikan Indonesia masih 10% dan 90% nya adalah hardskill yang diajarkan.

Kemudian Pak Alam menjelaskan mengenai asal-usul Nasib...
Thoughtà Action à Habbit à Character à Destiny

Apa yang kita pikirkan akan menjadi tindakan dan kebiasaan, kebiasaan akan menjadi karakter dan karakter inilah yang akan menentukan nasib seseorang.
“Jangan Sombong, Jangan Takabbur, Berbuat Baiklah kepada siapapun sehingga kehadiran kita menyenangkan”

2.   Sharing bersama Mahasiswa Berprestasi Unnes
Pada sesi ini acara dihadiri oleh Mas Agus Widodo (Sastra Inggris) Mahasiswa Berprestasi 3 Nasional 2013, Mbak Bunga Amelia (Kimia, FMIPA) Mahasiswa Berprestasi 2 Unnes 2013, Mas Arif (FIS) penerima beasiswa student exchange ke Brunei Darussalam, Mas Muhammad Rizki Adi Pratama (FBS) Juara I Kenang Semarang 2013. Masing-masing dari mahasiswa berprestasi yang hadir memberikan sharing pengalaman mereka. Sedikit point yang saya rangkum dari cerita mas Agus Widodo yaitu ketika kita meraih sesuatu ada hal yang sangat berpengaruh terhadap apa yang kita raih, yaitu: dengan siapa kita mendapatkan, berusahalah menjadi teman baik kepada adik-adik mahasiswa baru, dan berusahalah karena kita tidak akan pernah berhasil jika mencoba saja kita tidak berani. Dari sharing dengan mbak Bunga saya mendapatkan kata yang menurut saya sangat kuat yaitu “gagal adalah awal kesuksesan”. Mas Arif mengatakan bahwa kita harus berani mencoba, entah darimana saja yang penting kita mau untuk mengejar informasi. Sedangkan dari Mas Rizki, saya dapat menyimpulkan bahwa setiap individu memiliki kelebihan dan keberuntungan masing-masing, maka tetap berusahalah. Acara selanjutnya dilanjutkan dengan hadirnya PD III dari setiap fakultas.

3.   Ceramah dari Imam Sholat Tarawih dan Witir
Syarat menjadi ahli ilmu:
·         Kecerdasan
·         Semangat
·         Sabar
·         Biaya
·         Bimbingan guru
·         Waktu yang lama


4.   Ceramah ba’da Sholat Tarawih dan Witir Bersama dari Pak Masrukhi (Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan)
Dapat diambil kata yang bermakna “There Is No Growth In Comfort Zone, And There Is No Comfort In Growth Zone”
Yang berarti jika kita ingin tetap berkembang dan maju, maka tidak ada kata nyaman untuk waktu kita, kita harus tegas pada waktu, mengoptimalkan waktu sebaik-baiknya. Dan memang ketika kita hanya berada pada zona nyaman maka dapat dipastikan kita tidak akan maju, karena sukses harus dipaksa dan diri harus ditempa. Hal ini menjadi motivasi yang sangat berharga bagi kami sebagai mahasiswa Bidikmisi yang tidak boleh hanya bermalasan karena kuliah kami gratis dibiayai oleh negara. Padahal bercermin pada Mbak Birrul Qodriyah mahasiswa UGM yang menerima penghargaan sebagai mahasiswa Bidikmisi berprestasi sekaligus mawapres inspiratif 2013, yang menyatakan bahwa beliau akan memberikan dan membalas jasa negara setelah lulus dan bekerja. Karakter mahasiswa Bidikmisi harus tangguh dan terus berusaha tanpa putus asa.

5.   Materi Ukhuwah Islamiyah dari Pak Nindya Candra Raharja (Alumnus Unnes FBS dan eks-Mapres Unnes) menyampaikan materi tentang tingkatan ukhuwah, dan pada akhirnya saya dapat menyimpulkan bahwa jangan pernah berpikir kita dimanfaatkan tetapi berusahalah untuk berpikir bagaimana kita menjadi bermanfaat. Pintar IP tinggi tapi tidak punya kepekaan sosial, tidak dapat dijadikan panutan di lingkungannya, maka percuma menjadi mahasiswa.


Terima kasih, semoga bermanfaat dan dapat diambil hikmah... mohon maaf bila ada kesalahan penulisan... semua hanya curahan ide semata tanpa kaidah bahasa yang diajarkan oleh Pak Diamond (Dosen Bahasa Indonesia). Hehe ^_^